kebudayaan minangkabau
DISUSUN OLEH :
NAMA : CHINTYA ESFANDIARI
KELAS : 1EA16
NPM : 16217898
Asal Mula Nama "Minangkabau" dan Kebudayaannya
Asal mula
kata “Minangkabau” bermula dari hasil pertarungan kerbau Jawa dan kerbau
Sumatera. Ketika pertandingan dimulai musuh mengeluarkan kerbau Jawa yang
gagah, sedangkan orang Sumatera mengeluarkan kerbau yang kecil, tetapi dengan
kepintarannya dipasanglah pisau di kedua tanduk kerbau Sumatera tersebut.
Ketika kedua kerbau dipertemukan, langsunglah kerbau kecil menyeruduk kerbau
besar karena dia mengira bahwa kerbau besar itu adalah induknya. Akhirnya
kerbau besar itu tertusuk oleh pisau yang berada di tanduk kerbau kecil itu.
Disitulah orang Sumatera bersorak sorak
“ minang kabau minang kabau “ yang artinya “ menang kerbau menang kerbau”.
Itulah asal mula nama “Minangkabau” dan identiknya atap rumah minang dengan
bentuk tanduk kerbau.
Selain membahas asal mula nama "Minangkabau" ,
disini saya juga akan membahas tentang budaya dan adat istiadat di Minangkabau.
Budaya Minangkabau dulu bercorak kebudayaan animisme dan hindu-budha. Kemudian
pada akhir abad ke-18 datang lah Islam dari Timur Tengah, sejak Islam datang
segala budaya dan adat istiadat yang tidak sesuai dengan syariat islam telah di
hapuskan.Para ulama yang dipelopori oleh Haji Piobang, Haji Miskin, dan Haji
Sumanik, mendesak Kaum Adat untuk mengubah pandangan budaya Minang yang
sebelumnya banyak berkiblat kepada budaya animisme dan Hindu-Budha, untuk
berkiblat kepada syariat Islam. Budaya menyabung ayam, mengadu kerbau, berjudi,
minum tuak, diharamkan dalam pesta-pesta adat masyarakat Minang.


Di Minangkabau pula menganut sistem matrilinear yaitu suatu
adat masyarakat yang mengatur alur keturunan berasal dari pihak ibu. Dalam hal itu
pula terjadi kontrovesi antara kaum adat dengan para ulama karena pembagian
warisan yang menggunakan sistem matrilinear tidak sesuai dengan hukum islam. Menurut
hukum Islam, harta haruslah diturunkan sesuai dengan faraidh yang sudah diatur
pembagiannya antara pihak perempuan dan laki-laki. Namun di Minangkabau,
seluruh harta pusaka tinggi diturunkan kepada anggota keluarga perempuan dari
garis keturunan ibu.
Komentar
Posting Komentar